Dilatar belakangi keprihatinan
terhadap perkembangan sekolah-sekolah yang masih belum memenuhi harapan orang
tua dan masyarakat pada umumnya, tahun ajar 2002-2003 SDIT Al Uswah berdiri.
Para pengurus dan pembina yayasan saat itu, memiliki keinginan kuat menghadirkan
lembaga pendidikan yang mampu mendidik sisiwa-siswanya menjadi cerdas dalam berfikir,
juga dalam perilaku, tutur katanya, taat
beribadah, siap dan mampu berkiprah di era kehidupan mereka kelak. Yaitu
kehidupan yang kompleks dan penuh tantangan di masa yang akan datang.
Solusi bagi pemasalahan dan
harapan tersebut, maka berdirilah SDIT Al Uswah dengan segala keterbatasan sarana
prasarana, namun tidak dalam keinginan, cita-cita, serta semangat para pembina
dan pengurus saat itu. Dengan jumlah siswa diawal berdiri hanya 10 hingga kini
mencapai hampir 478 di tahun 2012, menunjukkan angka yang cukup signifikan
terhadap tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan ini.
Ruang belajar tanpa meja
kursi yang memadai, tidak menyurutkan semangat pengurus yayasan, kepala
sekolah, juga guru dalam menjalankan pembelajaran. Cita-cita mereka saat itu
sangatlah besar untuk membangun dan mengembangkan sekolah yang memiliki
prestasi dan mampu memenuhi harapan masyarakat dan orang tua. Sekolah tanpa
laboratorium, perpustakaan, dan kondisi media pembelajaran sekadarnya, tidak
menjadi halangan bagi guru untuk mengajar dengan baik. Justru
keterbatasan-keterbatasan itu menghadirkan ide-ide kreatif serta langkah yang
semakin mantap untuk membuat pembelajaran di kelas menjadi tidak biasa, namun luar biasa.
Memang SDIT Al Uswah
tidak ingin menjadi sekolah biasa. Pada tahun-tahun ajaran selanjutnya, para
guru menyusun program-program yang membuat masyarakat semakin melirik dan
yakin, bahwa sekolah ini memang salah satu pilihan yang baik bagi
putra-putrinya. Bahkan beberapa program dan kegiatan siswa yang menarik dan
unik, tanpa meninggalkan esensi pendidikan, beberapa kali dibidik wartawan dan
tayang di beberapa media massa. Itulah kiat-kiat para guru agar sekolah ini
dikenal dan dikenang masyarakat tanpa harus mengeluarkan dana besar melalui
iklan-iklan di media. Saat itu para pendidik berkeyakinan bahwa, dengan
memiliki program pembelajaran yang berkualitas dan kreatif, akan membuat siswa
merasa senang dan nyaman belajar di
sekolah. Jika siswa merasa nyaman dan senang, maka materi pembelajaran pun akan
terserap dengan baik. Bahwa pada akhirnya beberapa media tertarik meliput
proses pembelajaran SDIT Al Uswah, prestasi-prestasi yang telah terukir, baik
dari sisi akedemis maupun non akademis, itu adalah “bonus” dari Allah SWT, atas
kegigihan para guru dalam menghantarkan para siswanya menjadi insan yang unggul.
Seiring
berjalannya waktu, SDIT Al Uswah semakin memperkokoh sistem pendidikannya.
Nilai-nilai Islami semakin terintegrasi dengan baik dalam proses pembelajaran,
tanpa mengabaikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Bakat-bakat dan minat siswa terakomodir dalam
program ekstrakurikuler, juga
dikompetisikan di lingkungan internal sekolah dan lomba-lomba antar sekolah. Dengan demikian, siswa sudah dilatih
sejak dini untuk memiliki rasa kompetisi berprestasi yang sesuai dengan bakat
minatnya, dan diharapkan bermanfaat bagi mereka kelak.
Membangun
sistem pendidikan yang unggul bukannya tanpa aral yang melintang.
Tantangan-tantangan selalu ada, baik dari sistem maupun sumber daya manusianya.
Terus berusaha menjadi yang terbaik dan terus belajar dan bekerja keras adalah
semangat yang dihembuskan pada para guru khususnya. Mereka adalah ujung
tombaknya. Karena semangat mereka untuk belajar menjadi guru yang baik,
bagaikan “virus” yang akan menular pada para siswanya. Menjadi sekolah terbaik
nilai UN-nya selama empat kali meluluskan siswa, adalah salah satu contoh bahwa
“virus” tersebut telah menular.
Kini
SDIT Al Uswah telah memasuki usia 10 tahun. Mempertahankan prestasi memang tidak semudah
saat mengukirnya. Namun dengan motivasi dan keyakinan kuat, lembaga pendidikan
ini akan semakin baik dan semakin dipercaya masyarakat. Insya Allah prestasi
akan tetap bisa dimiliki SDIT Al Uswah, dengan tidak meninggalkan nilai-nilai
spiritual dalam pembelajarannya. Harapannya, jika seluruh guru dan karyawan
SDIT Al Uswah tetap memiliki semangat tinggi untuk terus berbenah, maka SDIT Al
Uswah tetap akan menjadi bagian dari pendidikan bangsa ini yang memenuhi
tujuan-tujuan pendidikan nasional. Motivasi yang telah ada ini diharapkan terus
dijaga. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga niat baik ini. .